SLOMPRET HARUS PUNYA KUALITAS

SLOMPRET HARUS PUNYA KUALITAS



Belajar dari kesuksesan Yamaha, Gibson, Sonor, dan sebagainya. Kini Boloreog meluncurkan produk baru yaitu d
slompret reyog yang dibuat oleh tangan-tangan ahli dan dari bahan-bahan pilihan sehingga menghasilkan suara slompret yang merdu dan khas.
Tak kalah dengan alat musik eropa pada umumnya, slompret ini memiliki kemampua untuk memainkan nada-dana baik minor maupun mayor dengan jangkauan 1½ oktaf. Terlebih pada umumnya slompret memerlukan kekuatan tiup yang ekstra (berat) namun pemilihan bahan-baahn yang pas membuat slompret boloreog cukup ringan ditiup meski tetap mengeluarkan suara yang lantang.
Dari segi fisik, slompret boloreog juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan slompret-slompret lainnya. Yang mana pada umumnya bagian depan peniup slompret atau yang sering disebut dengaan 'pitingan' dibuat dari bahan dasar gembreng atau seng, namun pada slompret boloreog pitingan dibuat dari kuningan sehingga menambah nilai unik dan artistik pada slompret.
Dengan demikian boloreog berharap kedepannya slompret boloreog ini bisa menjadi kebanggaan warga ponorogo akan budaya lokal melalui alat musik tradisionalnya.

Sejarah REOG Ponorogo

Sejarah REOG Ponorogo

Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya. Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya.

Hingga kini masyarakat Kami hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Kaos Reog

Kaos Reog

Barong

Pemberontakan Ki Ageng Kutu

Orang Ponorogo

Ponorogo Muktiwibowo

Bujang Ganong
Klono Sewandono


Harga : @ Rp 60.000,00
Sovenir Reog

Sovenir Reog


Kepala barong

SR04


Terbuat dari kkayu, karpet babut, kulit, dan rambut ekor sapi.




Harga : Rp.125.000,00





Reog Mini

SR03


Terbuat dari kayu, bulu merak, karpet babut, kulit, dan rambut ekor sapi.


Ukuran
25cm                       Rp 150.000,00
30cm                       Rp 175.000,00
40cm                       Rp 250.000,00
50cm                       Rp 350.000,00
60cm                       Rp 550.000,00
80cm                       Rp 700.000,00



Kepala barong

SR02


Terbuat dari kkayu, karpet babut, kulit, dan rambut ekor sapi.






Harga : Rp.150.000,00





Kepala pentul

SR01


Terbuat dari kkayu, karpet babut, kulit, dan rambut ekor sapi.





Harga : Rp.125.000,00
Perlengkapan Musik

Perlengkapan Musik


Angklung
PM04


Terbuat kayu, rotan, dan benang.




Harga : Rp.50.000,00





Gamelan
PM03


Terbuat dari kayu, kawat, dan kulit.



Harga : Rp.1.100.000,00



Sompret

PM02
Terbuat dari kayu dan batok kelapa.


Harga : Rp 75.000,00



Sompret
PM01

Terbuat dari kayu, batok kelapa, dan kawat.


Harga : Rp.100.000,00
Perlengkapan Penari Jatil

Perlengkapan Penari Jatil


Cakep
JT12


Terbuat dari kain dan mote-mote.



Harga : Rp.50.000,00




Boro Samir

JT11


Terbuat dari kain dan mote-mote.





Harga : Rp.50.000,00




Binggel

JT10




Harga : Rp.30.000,00



Gulon ter

JT09


Terbuat dari kain dan mote-mote.



Harga : Rp.55.000,00

 
Jaranan
JT08
Terbuat anyam-anyaman bambu.


Harga : Rp.40.000,00


Kace
JT07




Terbuat dari kain dan mote-mote.




Harga : Rp.50.000,00



Sempyok

JT06


Terbuat dari kain dan mote-mote.




Harga : Rp.125.000,00



Sabuk Jatil

JT05


Terbuat dari kain, mote-mote, dan kuningan.



Harga : Rp.70.000,00


Slendang
JT04






Harga : Rp.45.000,00



Srempang
JT03


Terbuat dari kain dan mote-mote.



Harga : Rp.125.000,00


Blangkon
JT02









Harga : Rp.50.000,00





Jarik
JT01





Harga : Rp.55.000,00
Perlengkapan Penari Pujangga Anom

Perlengkapan Penari Pujangga Anom


Jarit
BJ06


Harga : Rp 50.000,00





Topeng Ganongan
BJ05

Terbuat dari kayu dan ekor sapi sebagai rambut.


Harga : Rp 75.000,-








Rompi
BJ04





Harga : Rp 45.000,00








Embong Depan
BJ03

Terbuat dari kain dan mote-mote.



Harga : Rp 100.000,00




Embong Belakang
BJ02




Harga : Rp. 30.000,00





Celana Bujang Ganong
BJ01




Harga : Rp 65.000,00
 
Copyright © 2015. Toko Reog Online